Masih dalam usaha menggairahkan kembali pariwisata Kepri, Pemerintah Provinsi Kepri merancang Tourism Linkage Networking (jaringan keterkaitan pariwisata) antar kabupaten/kota se-Kepulauan Riau. Para turis akan diajak mengunjungi satu atau dua daerah sekaligus dalam satu paket perjalanan wisata. ASITA Kepri sangat antusias menyambut ide tersebut.
"Keterkaitan pariwisata antar daerah ini menjadi upaya Pemprov Kepri yang sejalan dengan visi misi Gubernur, pak Ansar Ahmad, yakni mengembangkan dan melestarikan budaya Melayu dan Nasional dan mempercepat konektifitas antar pulau. Kita berharap program ini bisa dijual menjadi paket perjalanan yang menarik bagi teman-teman di asosiasi perjalanan wisata, " ujar Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Buralimar, Minggu (5/12) di Batam.
Selama ini, lanjut Buralimar, paket perjalanan wisata baru menjangkau Batam-Bintan - Tanjungpinang. Ke depan, akan dikembangkan sampai ke Kabupaten Lingga, Kabupaten Karimun, Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna.
Kesemua daerah tersebut mempunyai pesona dan kekuatan kearifan lokal tersendiri yang sangat menarik bila dijual dalam paket perjalanan wisata.
Buralimar mencontohkan untuk Kabupaten Lingga misalnya mempunyai kekuatan wisata budaya dan alam. Kabupaten ini memperkenalkan daerah mereka sebagai "Negeri Para Sultan, Bunda Tanah Melayu". Daerah yang sarat sejarah budaya leluhur ini diyakini sangat diminati para wisman dan wisdom. Jarak tempuh Batam - Lingga bisa ditempuh dalam 3, 5 - 4 jam perjalanan.
Begitu juga destinasi wisata di Karimun, dengan wisata alam dan kulinernya. Belum lagi kekuatan pesona alam Natuna dan Anambas..
Baca juga:
Melbourne, Festival of Youth and The Art
|
"Saya optimis sekali, bila asosiasi perjalanan wisata bisa menjual paket wisata antar kabupaten/kota ini, bisa menggairahkan kembali sektor pariwisata Kepri. Target kita para turis tidak hanya datang berwisata tetapi juga lama menetap di Kepri, " jelas Buralimar.
Untuk memperlancar rencana ini, Buralimar menyebutkan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri telah melakukan MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman dengan Bupati/Walikota se-Kepri. Para kepala daerah diharapkan menyiapkan destinasi wisatanya, kemudahan akses dan berbagai penunjang. Sehingga paket wisata perjalanan antar pulau ini bisa dijual ke wisatawan dalam negeri maupun wisatawan luar negeri nantinya.
Upaya dalam memulihkan kembali kunjungan wisata ke Kepri, tambah Buralimar, tidak lupa dengan menerapkan wisata berbasis CHSE yakni Cleanliness (kebersihan), Healt (Kesehatan), Safety (Keamanan), Environment (ramah lingkungan). Penerapan CHSE juga akan menjadi kunci keberhasilan paket antar pulau tersebut.
"Kita kenalkan ke seluruh masyarakat Kepri, luar Kepri dan juga dunia, bahwa Kepri aman, Kepri Nyaman. Usaha kita ini sudah mendapat respon positif. Sudah banyak calon-calon wisdom yang akan berwisata ke Kepri, " tukas Buralimar.
Sementara itu, Ketua DPD ASITA (Association of Indonesian Travel Agency) Kepulauan Riau, Eva Betty S mengungkapkan kegembiraannya atas upaya pemerintah menggairahkan lagi sektor pariwisata dengan paket perjalanan antar pulau tersebut. Agen perjalanan wisata yang mempunyai 68 agensi yang aktif ini sangat siap menjual paket-paket wisata antar pulau tersebut karena mempunyai kekuatan masing-masing.
"Kami gembira menyambut program perjalanan wisata antar Kabupaten/Kota se.Kepri ini. Karena kami mempunyai paket baru lain yang makin bervariasi. Hanya saja kami meminta pemerintah daerah tujuan juga menyiapkan sarana dan prasarana penunjang seperti transportasi dan sarana penunjang lain yang berkaitan dengan kenyamanan wisatawan, " ungkat Eva.
Tidak itu saja, Eva juga berharap Bupati/Walikota daerah tujuan, bisa mengundang pihak ASITA ke daerah mereka untuk memperlihatkan destinasi wisata di daerah masing-masing.
" Dari sana kita bisa membuat paket-paket menarik untuk para wisatawan dalam negeri dan wisatawan luar negeri. Kami ASITA sangat siap dengan berbagai paket wisata. Makin variatif makin banyak alternatif makin banyak pilihan makin banyak jualan, " tutur Eva.
Eva juga mengajak pemerintah daerah untuk bekerjasama dalam menyusun paket-paket wisata tersebut sehingga bisa menciptakan harga yang kompetitif.
Eva mencontohkan, misalkan dengan menjual paket wisata antar pulau di Kepri seharga Rp.3, 6 juta, maka dengan harga yang sama sudah bisa untuk perjalanan wisata ke Jogjakarta.
Kendati begitu, Eva meyakinkan teman-teman travel di bawah ASITA sangat tertarik menjual paket wisata Lingga, Karimun, Anambas dan Natuna. Karena selama ini paket perjalanan mereka baru sebatas Batam-Bintan dan Tanjungpinang saja.